MATERI DIKLAT JURNALISTIK MAHASISWA TINGKAT DASAR

Senin, 03 Oktober 2011

BERSOLEK DALAM TULISAN


BERSOLEK DALAM TULISAN
Abdul Rahman
Jurnalis Tempo
PROLOG
Tiba-tiba anda dikagetkan ledakan keras di restoran tak jauh dari tempat anda berdiri. Hitungan detik, sepotong daging telah menempel di bahu anda. Kaget bercampur jijik. Ekspresi anda begitu jelas.
Anda telisik hal yang terjadi. Sebuah bom daya ledak super tinggi menguncang restoran. Tembok bangunan berantakan. Kaca-kaca jendela retak. Piring, gelas, meja, dan kursi terlempar jauh.
Jerit histeris gugah gendang telinga anda. Puluhan manusia berserakan tak berdaya. Dan, sepotong daging yang hinggap di bahu anda tak lain adalah potongan daging manusia. Sungguh miris.
**********

BAHASA INDONESIA RAGAM JURNALISTIK


BAHASA INDONESIA RAGAM JURNALISTIK
Usman
Dosen FBS UNM
Bahasa jurnalistik merupakan salah satu ragam bahasa selain ragam bahasa bahasa keilmuan, ragam bahasa hukum, ragam bahasa ekonomi, dan lain-lain. Masing-masing ragam memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik dalam hal diksi (pilihan kata), maupun struktur kalimat, dan wacana. Dengan demikian, bahasa jurnalistik memiliki kaidah-kaidah tersendiri yang membedakannya dengan ragam bahasa yang lain.
Bahasa jurnalistik itu sendiri juga memiliki karakter yang berbeda-beda berdasarkan jenis tulisan apa yang akan terberitakan. Bahasa jurnalistik yang digunakan untuk menuliskan reportase investigasi tentu lebih cermat bila dibandingkan dengan bahasa yang digunakan dalam menuliskan features. Bahasa jurnalistik yang digunakan untuk menulis berita utama, akan berbeda dengan bahasa jurnalistik yang digunakan untuk menuliskan tajuk.
Dalam menulis berita, banyak faktor yang dapat memengaruhi karakteristik bahasa jurnalistik, di antaranya penentuan masalah, angle tulisan, pembagian tulisan, dan sumber (bahan tulisan). Selain itu, keterbatasan yang dimiliki media –baik surat kabar maupun media lain-- (ruang, waktu). Namun demikian, sesungguhnya bahasa jurnalistik tidak meninggalkan kaidah yang dimiliki oleh ragam bahasa Indonesia baku dalam hal pemakaian kosakata, struktur sintaksis, dan wacana.

MENGENAL DUNIA PERS


MENGENAL DUNIA PERS
Uslimin
Redaktur pelaksana harian Fajar

·         SEJARAH PERS MAHASISWA
There are only two things that can be lightening the world. The sun light in the sky and the press in the earth. (Mark Twain)
Bahwa hanya ada dua hal yang bisa membuat terang bumi ini, yakni sinar matahari dilangit dan pers yang tumbuh berkembang di bumi ini.
·         FUNGSI PERS
Mempunyai fungsi yang Essential:
1.Education function (fungsi pendidikan)
2.Information (sumber informasi)
3.Entertainment (hiburan)
4.Social control (fungsi kontrol sosial).
·         UNSUR PERS MAHASISWA
Pers mahasiswa mengandung dua unsur kata yakni pers dan mahasiswa (lexical meaning). Pers berarti segala macam media komunikasi yang ada. Meliputi media Buku, majalah, koran, buletin, radio ataupun televisi serta kantor berita. Dan, Pers itu sendiri identik dengan news (berita).
Pers/News harus mengandung suatu unsur publishita (tersebar luas dan terbuka), aktualita (hangat dan baru) dan periodesita (mengenal jenjang waktu, contohnya : harian mingguan atau bulanan).

Senin, 18 April 2011

MANAJEMEN MEDIA

Kita mungkin sangat sering mendengar kata ‘manajemen’ namun jika seseorang ditanya mengenai apakah manajemen itu, maka jawabannya bisa sangat beragam. Hal ini tidak mengherankan karena tanggung jawab yang tercakup dalam manajemen bisa sangat beragam dan sekaligus kompleks.
 Kita akan melihat beberapa pengertian mengenai manajemen seperti yang di definisikan Wayne Mondy (1983)8 dan rekan memberikan definisi manajemen yang lebih menekankan pada faktor manusia dan materi sebagai berikut: the process of planning, organizing, influencing and controlling to accomplish organizational goals through the coordinated use of human and material resources. (proses perencanaan, pengorganisasian, mempengaruhi dan pengawasan untuk mencapai tujuan organisasi melalui koordinasi penggunaan sumber daya manusia dan materi).

Minggu, 17 April 2011

METODE PELIPUTAN & WAWANCARA


Prolog
Bagi seorang reporter atau wartawan, usaha adalah tidak begitu penting. Yang utama adalah hasil dari usaha tadi
Bagi seorang Redaktur atau Pembaca, yang penting didapatkan dari reporter adalah hasil wawancara, bukan bagaimana upaya reporter mendapatkan hasil wawancara itu
Mengapa Wawancara?
Tanpa wawancara sekalipun, sebuah berita bisa saja dibuat, namun berita yang dibuat tanpa wawancara akan terasa hambar
Sebuah wawancara bisa melengkapi kekurangan atau memperkaya berita atau bahan berita yang didapatkan
Bagaimana Wawancara
Dengan wawancara, reporter bisa menulis dengan lebih dalam hingga ke akar persoalannya.
Secara khusus tak pernah dan tak mungkin seseorang bisa merumuskan atau membakukan teknik berwawancara. Sebab untuk sebuah wawancara, akan sangat tergantung pada sumber, situasi, kondisi, topik wawancara, persiapan reporter, dan banyak lainnya.
            Kenyataan ini membuat seorang reporter tak bisa menggunakan satu teknik tertentu untuk menghadapi sumber.