MATERI DIKLAT JURNALISTIK MAHASISWA TINGKAT DASAR

Senin, 03 Oktober 2011

BERSOLEK DALAM TULISAN


BERSOLEK DALAM TULISAN
Abdul Rahman
Jurnalis Tempo
PROLOG
Tiba-tiba anda dikagetkan ledakan keras di restoran tak jauh dari tempat anda berdiri. Hitungan detik, sepotong daging telah menempel di bahu anda. Kaget bercampur jijik. Ekspresi anda begitu jelas.
Anda telisik hal yang terjadi. Sebuah bom daya ledak super tinggi menguncang restoran. Tembok bangunan berantakan. Kaca-kaca jendela retak. Piring, gelas, meja, dan kursi terlempar jauh.
Jerit histeris gugah gendang telinga anda. Puluhan manusia berserakan tak berdaya. Dan, sepotong daging yang hinggap di bahu anda tak lain adalah potongan daging manusia. Sungguh miris.
**********
Seorang penulis senantisa berharap tulisannya itu tuntas dibaca mulai dari kata pertama hingga titik terakhir. Untuk mengajak pembaca menuntaskan sajian anda, dibutuhkan teknis atau gaya menulis yang lebih menarik.
Jurnalistik mengenalkan beberapa jenis pola tulisan dengan beragam style. Secara umum, ada yang disebut stright news (hardnews-softnews), dan feature (reportase, indep report, laporan, catatan). Mari, kita bermain-main dan berdialog dengan gaya tulisan itu.
"PERKENALKAN; STRIGHT NEWS,"
Untuk membuat tulisan/berita langsung, punya enam syarat. Anda cukup membekali diri diri dengan pertanyaan apa, kapan, siapa, dimana, bagaimana, dan mengapa. Jika itu sudah ada jawabannya, anda akan mudah membuat berita/tulisan jenis ini.
Model tulisan ini, sangat simple. Persoalan yang ingin diketengahkan ditulis secara langsung, fokus pada inti persoalan. Di sini berlaku prinsip padat, singkat, jelas, dan lugas.
Model tulisan ini, masih primadona bagi media-media massa (cetak dan elektronik). Informasi yang serba berkembang memaksa semua industri media berebutan menyampaikan kabar pada khalayak ramai.
Selain itu, secara psikologi pembaca kerap tidak punya waktu luang membaca semua informasi yang beredar. Sebagian pembaca hanya ingin tahu persoalan yang terjadi sehari sebelumnya, atau hari itu juga.
**********
"INILAH SAYA, FEATURE!"
Definisi bukanlah cara efektif untuk mengetahui feature secara utuh dan menyeluruh. Lebih mudah menerangkan, "ini feature, itu bukan feature," ketimbang menyebutkan, "feature adalah....".
Namun paling tidak ada batasan yang bisa menjadi patokan teoritis agar kehadiran feature tidak menjadi sungsang dalam pandangan masing-masing.
Feature: artikel yang kreatif, kadang-kadang subjektif,  terutama dimaksudkan membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan, atau aspek kehidupan.
Dari pengertian di atas, bisa dikatakan bahwa feature memiliki beberapa unsur, antara lain :
-       Kreativitas : Memungkinkan reporter “menciptakan” sebuah cerita
-       Subjektivitas: Penulisnya dapat memasukkan emosi dan pikirannya sendiri
-       Informatif : Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai situasi atau aspek kehidupan yang mungkin diabaikan dalam penulisan berita
-       Menghibur : Feature memberikan variasi terhadap berita-berita rutin
-       Awet : Tulisan tidak mudah basi
-       Panjang : bisa ditulis sepanjang mungkin selama masih menarik

Modal penting dalam menulis berita yang diutamakan adalah pengaturan fakta-fakta. Tapi dalam penulisan feature bisa menggunakan teknik “mengisahkan sebuah cerita (berita bertutur)”.
Hal-hal yang harus dilakukan penulis feature ialah :
-       Akurasi : cerita khayalan tidak boleh ada dalam feature
-       Mengumpulkan informasi dengan tepat
-       Memperhatikan Pengejaan dan pemakaian kata
-       Pemakaian buku pedoman
-       Menangkap kesalahan dengan membaca ulang naskah itu untuk mengeceknya
Tentang Lead
Lead memiliki dua tujuan utama :
-       Menarik pembaca untuk mengikuti cerita
-       Membuat jalan supaya alur cerita lancar
Macam-macam lead :
1.      Lead ringkasan : Menggunakan inti cerita
contoh: "Membuat bom daya ledak tinggi sangat mudah bagi Amrozi,  teroris kawakan jebolan Moro, Filipina"
2.      Lead bercerita : Menggunakan kata-kata yang dapat membawa pembaca menjadi tokoh utama dalam cerita tersebut
contoh: "Kepingan kaca terlempar hingga jarak 100 meter. Bau mesiu        masih menyegat saat satu persatu jenazah itu mulai diangkat"
3.      Lead deskriptif : Menggunakan kata sifat.
contoh: Mata yang coklat dan dingin itu menyipit ketika mengamati wajah teroris itu. Ia seolah menembus tempat persembunyian kebohongan. Itulah mata seorang polisi.
4.      Lead kutipan : Menggunakan kutipan dari narasumber
contoh: "Anda tinggal pilih; hidup dalam bayang-bayang kaum kapitalisme atau jihad menumpas setan-setan umat," tantang Ba'asyir di hadapan                     jemaahnya.
5.      Lead pertanyaan : Menggunakan pertanyaan yang merangsang pembaca untuk mengetahui jawabannya
contoh Benarkan warga Israel di Amerika Serikat sudah tahu serangan di gedung WTC? Mengapa ribuan dari mereka memilih cuti sebelum insiden naas terjadi?
6.      Lead menuding langsung
contoh: "Tahukah anda, dari tujuh korban tewas di restoran Hotel JW Marriot, terdapat seorang warga Pinrang, Sulawesi Selatan?"
7.      Lead penggoda
contoh: "Menikmati wanita penghibur di Nusantara. Hanya Rp 250 ribu, nafas sudah tersengal-sengal......ah...ah...ah...."
8.      Lead nyentrik
contoh: “Dulu Inggris kita linggis, Amerika kita setrika, Jepang kita tendang, Belanda kita hampir kalah. Idiom inilah yang kerap menggugah nasionalisme pemuda Indonesia”.
9.      Lead gabungan
contoh: "Saya tidak pernah main perempuan di Nusantara" kata Arman sambil mengerlipkan mata kanan kepada rekan kantornya”.
Agar dapat menulis lead dengan baik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
   1. Tulis dengan ringkas
   2. Tulis alinea dengan ringkas
   3. Gunakan kata-kata aktif
   4. Gaetlah pembaca pada beberapa kata pertama
Tubuh dan Ekor Tulisan Feature
Dalam piramida terbalik, bahan tulisan (informasi) disusun sedemikian rupa sehingga pembaca memperoleh bagian terpentingnya segera pada bagian awal tulisan. Piramida terbalik mempunyai dua fungsi :
   1. Memungkinkan editor memotong naskah dari bawah
   2. Memungkinkan diketahui dengan cepat tentang kelayakan berita
Feature memerlukan ending karena :
1.      Tidak ada alasan untuk terburu-buru
2.      Ending tidak bisa muncul tiba-tiba karena hasil dari penuturan mengalir di atasnya.
Ada beberapa jenis penutup (ending), di antaranya:
1.      Penutup ringkas : bersifat ikhtisar
2.      Penutup penyengat : dapat mengagetkan pembacanya
3.      Penutup klimaks : digunakan pada cerita yang memiliki kronologis dan bila  puncak alur (klimaks) ini adalah penyelesaian cerita
4.      Penutup tanpa penyelesaian : menggunakan pertanyaan pokok yang tidak terjawab
Penulisan feature juga harus memperhatikan transisi. Transisi adalah pengikat antar pokok pikiran / ide.
Transisi ini berfungsi untuk :
1.      Memberitahukan pemindahan ke materi lain
2.      Meletakkan materi lain pada perspektifnya
Teknik Penulisan
Ada tiga teknik penulisan feature yang pokok, yaitu :
1.       Spiral: paragraph selanjutnya menguraikan lebih terperinci persoalan di paragrap sebelumnya
2.       Blok : bahan disajikan dalam alinea-alinea yang terpisah secara lengkap
3.       Mengikuti tema : Setiap paragraf menggarisbawahi atau menegaskan lead-nya.
Untuk menarik pembacanya penulis harus menyajikannya dengan :
1.      Menggunakan alinea pendek : memotong paragraf yang kelihatan terlalu panjang
2.      Singkat, sederhana, logis , dan benar tata bahasanya

Empat Senjata
Empat senjata yang harus dipersiapkan seorang wartawan agar mampu menghasilkan tulisan yang menarik.
1.      Fokus : dalam menulis cerita, penulis harus mampu menjaga tulisan agar tidak melebar, maka dari itu setiap potong informasi harus menyentuh titik fokus.
2.      Deskripsi :
3.      Anekdot
4.      Kutipan
Memilih segi (angel) yang tepat, pertimbangan yang perlu dilakukan :
1.      Pakailah imajinasi
2.      Perhatikan orang yang memiliki pandangan berbeda tentang suatu persoalan
Ada yang perlu diperhatikan dari sebuah peristiwa sehingga bisa diramu menjadi berita :
1.      Feature berita
2.      Feature human interest
Agar tetap fokus, hal-hal yang perlu dilakukan :
1.      Membuat outline (kerangka cerita)
2.      Memilih awal cerita
3.      Runtun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar