BERSOLEK DALAM
TULISAN
Abdul Rahman
Jurnalis Tempo
PROLOG
Tiba-tiba
anda dikagetkan ledakan keras di restoran tak jauh dari tempat anda berdiri.
Hitungan detik, sepotong daging telah menempel di bahu anda. Kaget bercampur
jijik. Ekspresi anda begitu jelas.
Anda
telisik hal yang terjadi. Sebuah bom daya ledak super tinggi menguncang
restoran. Tembok bangunan berantakan. Kaca-kaca jendela retak. Piring, gelas,
meja, dan kursi terlempar jauh.
Jerit
histeris gugah gendang telinga anda. Puluhan manusia berserakan tak berdaya.
Dan, sepotong daging yang hinggap di bahu anda tak lain adalah potongan daging
manusia. Sungguh miris.
Seorang
penulis senantisa berharap tulisannya itu tuntas dibaca mulai dari kata pertama
hingga titik terakhir. Untuk mengajak pembaca menuntaskan sajian anda,
dibutuhkan teknis atau gaya menulis yang lebih menarik.
Jurnalistik
mengenalkan beberapa jenis pola tulisan dengan beragam style. Secara umum, ada
yang disebut stright news (hardnews-softnews), dan feature (reportase, indep
report, laporan, catatan). Mari, kita bermain-main dan berdialog dengan gaya
tulisan itu.
"PERKENALKAN; STRIGHT NEWS,"
Untuk
membuat tulisan/berita langsung, punya enam syarat. Anda cukup membekali diri
diri dengan pertanyaan apa, kapan, siapa, dimana, bagaimana, dan mengapa. Jika
itu sudah ada jawabannya, anda akan mudah membuat berita/tulisan jenis ini.
Model
tulisan ini, sangat simple. Persoalan yang ingin diketengahkan ditulis secara
langsung, fokus pada inti persoalan. Di sini berlaku prinsip padat, singkat,
jelas, dan lugas.
Model
tulisan ini, masih primadona bagi media-media massa (cetak dan elektronik).
Informasi yang serba berkembang memaksa semua industri media berebutan
menyampaikan kabar pada khalayak ramai.
Selain
itu, secara psikologi pembaca kerap tidak punya waktu luang membaca semua
informasi yang beredar. Sebagian pembaca hanya ingin tahu persoalan yang
terjadi sehari sebelumnya, atau hari itu juga.
**********
"INILAH SAYA, FEATURE!"
Definisi
bukanlah cara efektif untuk mengetahui feature secara utuh dan menyeluruh.
Lebih mudah menerangkan, "ini feature, itu bukan feature," ketimbang
menyebutkan, "feature adalah....".
Namun
paling tidak ada batasan yang bisa menjadi patokan teoritis agar kehadiran
feature tidak menjadi sungsang dalam pandangan masing-masing.
Feature:
artikel yang kreatif, kadang-kadang subjektif,
terutama dimaksudkan membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca
tentang suatu kejadian, keadaan, atau aspek kehidupan.
Dari
pengertian di atas, bisa dikatakan bahwa feature memiliki beberapa unsur,
antara lain :
-
Kreativitas : Memungkinkan reporter
“menciptakan” sebuah cerita
-
Subjektivitas: Penulisnya dapat memasukkan
emosi dan pikirannya sendiri
-
Informatif : Memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai situasi atau aspek kehidupan yang mungkin diabaikan dalam
penulisan berita
-
Menghibur : Feature memberikan variasi
terhadap berita-berita rutin
-
Awet : Tulisan tidak mudah basi
-
Panjang : bisa ditulis sepanjang mungkin
selama masih menarik
Modal
penting dalam menulis berita yang diutamakan adalah pengaturan fakta-fakta.
Tapi dalam penulisan feature bisa menggunakan teknik “mengisahkan sebuah cerita
(berita bertutur)”.
Hal-hal
yang harus dilakukan penulis feature ialah :
-
Akurasi : cerita khayalan tidak boleh ada
dalam feature
-
Mengumpulkan informasi dengan tepat
-
Memperhatikan Pengejaan dan pemakaian kata
-
Pemakaian buku pedoman
-
Menangkap kesalahan dengan membaca ulang
naskah itu untuk mengeceknya
Tentang Lead
Lead
memiliki dua tujuan utama :
-
Menarik pembaca untuk mengikuti cerita
-
Membuat jalan supaya alur cerita lancar
Macam-macam
lead :
1.
Lead ringkasan : Menggunakan inti cerita
contoh: "Membuat bom daya ledak tinggi sangat
mudah bagi Amrozi, teroris kawakan
jebolan Moro, Filipina"
2.
Lead bercerita : Menggunakan kata-kata yang
dapat membawa pembaca menjadi tokoh utama dalam cerita tersebut
contoh: "Kepingan
kaca terlempar hingga jarak 100 meter. Bau mesiu masih menyegat saat satu persatu
jenazah itu mulai diangkat"
3.
Lead deskriptif : Menggunakan kata sifat.
contoh: Mata yang coklat dan dingin itu menyipit
ketika mengamati wajah teroris itu. Ia seolah menembus tempat persembunyian
kebohongan. Itulah mata seorang polisi.
4.
Lead kutipan : Menggunakan kutipan dari
narasumber
contoh: "Anda tinggal pilih; hidup dalam
bayang-bayang kaum kapitalisme atau jihad menumpas setan-setan umat,"
tantang Ba'asyir di hadapan jemaahnya.
5.
Lead pertanyaan : Menggunakan pertanyaan yang
merangsang pembaca untuk mengetahui jawabannya
contoh Benarkan warga Israel di Amerika Serikat
sudah tahu serangan di gedung WTC? Mengapa ribuan dari mereka memilih cuti
sebelum insiden naas terjadi?
6.
Lead menuding langsung
contoh: "Tahukah anda, dari tujuh korban tewas
di restoran Hotel JW Marriot, terdapat seorang warga Pinrang, Sulawesi
Selatan?"
7.
Lead penggoda
contoh: "Menikmati wanita penghibur di
Nusantara. Hanya Rp 250 ribu, nafas sudah
tersengal-sengal......ah...ah...ah...."
8.
Lead nyentrik
contoh: “Dulu Inggris kita linggis, Amerika kita
setrika, Jepang kita tendang, Belanda kita hampir kalah. Idiom inilah yang
kerap menggugah nasionalisme pemuda Indonesia”.
9.
Lead gabungan
contoh: "Saya tidak pernah main perempuan di
Nusantara" kata Arman sambil mengerlipkan mata kanan kepada rekan
kantornya”.
Agar
dapat menulis lead dengan baik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu
:
1. Tulis dengan ringkas
2. Tulis alinea dengan ringkas
3. Gunakan kata-kata aktif
4. Gaetlah pembaca pada beberapa kata
pertama
Tubuh dan Ekor Tulisan Feature
Dalam
piramida terbalik, bahan tulisan (informasi) disusun sedemikian rupa sehingga
pembaca memperoleh bagian terpentingnya segera pada bagian awal tulisan.
Piramida terbalik mempunyai dua fungsi :
1. Memungkinkan editor memotong naskah dari
bawah
2. Memungkinkan diketahui dengan cepat
tentang kelayakan berita
Feature
memerlukan ending karena :
1.
Tidak ada alasan untuk terburu-buru
2.
Ending tidak bisa muncul tiba-tiba karena
hasil dari penuturan mengalir di atasnya.
Ada
beberapa jenis penutup (ending), di antaranya:
1.
Penutup ringkas : bersifat ikhtisar
2.
Penutup penyengat : dapat mengagetkan
pembacanya
3.
Penutup klimaks : digunakan pada cerita yang
memiliki kronologis dan bila puncak alur
(klimaks) ini adalah penyelesaian cerita
4.
Penutup tanpa penyelesaian : menggunakan
pertanyaan pokok yang tidak terjawab
Penulisan
feature juga harus memperhatikan transisi. Transisi adalah pengikat antar pokok
pikiran / ide.
Transisi
ini berfungsi untuk :
1.
Memberitahukan pemindahan ke materi lain
2.
Meletakkan materi lain pada perspektifnya
Teknik Penulisan
Ada
tiga teknik penulisan feature yang pokok, yaitu :
1.
Spiral: paragraph selanjutnya menguraikan
lebih terperinci persoalan di paragrap sebelumnya
2.
Blok : bahan disajikan dalam alinea-alinea
yang terpisah secara lengkap
3.
Mengikuti tema : Setiap paragraf
menggarisbawahi atau menegaskan lead-nya.
Untuk
menarik pembacanya penulis harus menyajikannya dengan :
1.
Menggunakan alinea pendek : memotong paragraf
yang kelihatan terlalu panjang
2.
Singkat, sederhana, logis , dan benar tata
bahasanya
Empat Senjata
Empat
senjata yang harus dipersiapkan seorang wartawan agar mampu menghasilkan
tulisan yang menarik.
1.
Fokus : dalam menulis cerita, penulis harus
mampu menjaga tulisan agar tidak melebar, maka dari itu setiap potong informasi
harus menyentuh titik fokus.
2.
Deskripsi :
3.
Anekdot
4.
Kutipan
Memilih
segi (angel) yang tepat, pertimbangan yang perlu dilakukan :
1.
Pakailah imajinasi
2.
Perhatikan orang yang memiliki pandangan
berbeda tentang suatu persoalan
Ada
yang perlu diperhatikan dari sebuah peristiwa sehingga bisa diramu menjadi
berita :
1.
Feature berita
2.
Feature human interest
Agar
tetap fokus, hal-hal yang perlu dilakukan :
1.
Membuat outline (kerangka cerita)
2.
Memilih awal cerita
3.
Runtun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar