MENGENAL DUNIA
PERS
Uslimin
Redaktur
pelaksana harian Fajar
·
SEJARAH
PERS MAHASISWA
There are only two things that can be
lightening the world. The sun light in the sky and the press in the earth.
(Mark Twain)
Bahwa
hanya ada dua hal yang bisa membuat terang bumi ini, yakni sinar matahari
dilangit dan pers yang tumbuh berkembang di bumi ini.
·
FUNGSI
PERS
Mempunyai
fungsi yang Essential:
1.Education function (fungsi pendidikan)
2.Information (sumber informasi)
3.Entertainment (hiburan)
4.Social control (fungsi kontrol sosial).
·
UNSUR
PERS MAHASISWA
Pers mahasiswa mengandung dua unsur kata yakni pers
dan mahasiswa (lexical meaning). Pers berarti segala macam media
komunikasi yang ada. Meliputi media Buku, majalah, koran, buletin, radio
ataupun televisi serta kantor berita. Dan, Pers itu sendiri identik dengan news
(berita).
Pers/News harus mengandung suatu unsur publishita
(tersebar luas dan terbuka), aktualita (hangat dan baru) dan periodesita
(mengenal jenjang waktu, contohnya : harian mingguan atau bulanan).
·
DEFINISI
MAHASISWA
Kalangan muda yang berumur antara 19 – 28 tahun yang
memang dalam usia itu manusia mengalami suatu peralihan dari remaja ke fase
dewasa.
Secara
Psikologis Aristoteles mengatakan kawula muda mengalami suatu minat terhadap
dirinya, minat terhadap sesuatu yang berbeda atas lingkungan dan realitas
kesadaran akan dirinya.
Suatu kelompok masyarakat pemuda yang mengenyam pendidikan tinggi, tata nilai kepemudaan dan disiplin ilmu yang
jelas sehingga hal ini menyebabkan
keberanian dalam merefleksikan
kenyataan hidup di masyarakat.
·
PERS
MAHASISWA DITINJAU DARI KAJIAN HISTORI
Pers
mahasiswa adalah suatu alat perjuangan bagi kaum aktivis gerakan mahasiswa,
corong kekuatan dalam menyalurkan aspirasi kritis seorang tunas bangsa, dan
kita akan melihat hubungan diantara keduanya sangat erat.
·
PERS
MAHASISWA INDONESIA ZAMAN KEMERDEKAAN ZAMAN KOLONIAL BELANDA (1914-1941)
Pers mahasiswa lahir se-mainstream dengan munculnya
gerakan kebangkitan Nasional yang di tulangpunggungi oleh pemuda, pelajar dan
mahasiswa. Pers Mahasiswa waktu itu menjadi alat untuk menyebarkan ide-ide perubahan
yang menitik beratkan pada kesadaran rakyat akan pentingnya arti sebuah
kemerdekaan.
Dalam
era ini bermunculan:
1.
Hindia
Putra (1908)
2.
Jong
Java (1914)
3.
Oesaha
pemoeda (1923)
4.
Soeara
Indonesia Moeda (1938)
·
ZAMAN
KEDUDUKAN JEPANG
Dalam era ini, tidak terlalu banyak tercatat
kemajuan berarti karena masa ini para mahasiswa dan pemuda sibuk dalam
perjuangan politik untuk kemerdekaan Indonesia.
·
ZAMAN
SETELAH KEMERDEKAAN
Pada Zaman ini sedikit banyak Pers Mahasiswa
mengalami suatu kemajuan artinya peluang untuk membentuk lembaga-lembaga Pers
Mahasiswa semakin terbuka lebar terutama buat para Mahasiswa dan Pemuda.
·
ZAMAN
DEMOKRASI LIBERAL
Dari tahun 1945-1948, belum banyak Pers Mahasiswa
yang lahir secara terbuka karena para Mahasiswa dan Pemuda terlibat secara
fisik dalam usaha membangun bentuk Republik Indonesia.
Tahun 1950 barulah pers mahasiswa Indonesia
mengalami pertumbuhan yang pesat. Kemudian komunitas pers mahasiswa Indonesia
mengalami salah satu puncak di era ini.
Diadakan konferensi I bagi pers mahasiswa Indonesia. Konferensi
menghasilkan dua organisasi yaitu Ikatan Wartawan Mahasiswa Indonesia (IWMI
yang ketuanya T Yacob) dan Serikat Pers Mahasiswa Indonesia (SPMI yang ketuanya
adalah Nugroho Notosusanto).
Era ini dianggap keemasan Pers Mahasiswa Indonesia
yang kemudian mengikuti komperensi Pers Mahasiswa Asia yang diikuti oleh Negara
Australia, Ceylon, Hongkong, India, Indonesia, Jepang, New Zealand, Pakistan
dan Philipina.
Tanggal 16-19 Juli 1958 dilaksanakan konperensi Pers
Mahasiswa ke II. Menghasilkan peleburan IWMI dan SPMI menjadi IPMI (Ikatan Pers
Mahasiswa Indonesia) karena anggapan perbedaan antara kegiatan perusahaan pers
mahasiswa dan dan kegiatan kewartawanan sulit dibedakan dan dipisahkan.
·
ZAMAN
DEMOKRASI TERPIMPIN (1959-1966)
Pemerintah melakukan kontrol ketat terhadap
kehidupan Pers. Bagi media Pers yang tidak mencantumkan MANIPOL USDEK dalam
AD/ART (anggaran dasar dan anggaran rumah tangga) nya akan mengalami
pemberangusan. Artinya Pers kala itu harus jelas menyuarakan aspirasi partai
politik tertentu.
·
ZAMAN
ORDE BARU
Disetujuinya keputusan pemerintah oleh sebagian
anggota IPMI bahwa Pers Mahasiswa harus kembali ke kampus maka dalam Kongres
III akhirnya IPMI dipaksa untuk back to campus.
Kongres IPMI ke IV pada Maret 1976 di Medan. IPMI
belum mampu keluar dari permasalahan hidup antara di luar atau di dalam kampus.
Sekitar awal tahun 1978, Media Umum banyak yang di
breidel sebagai cermin ketakutan penguasa waktu itu dengan institusi pers,
sebagai contoh KOMPAS, SINAR HARAPAN, MERDEKA, INDONESIA TIMES dan lainnya.
Pemerintah membentuk BKSPMI (Badan Kerjasama Pers Mahasiswa Indonesia) tahun
1969 sebagai tandingan IPMI.
Peristiwa
MALARI (Mala Petaka Limabelas Januari) yang sangat tragis pada tahun 1974.
Diberlakukannya NKK/BKK yang mengurung ruang gerak
Aktivis Pers Mahasiswa dalam kampus pada Tahun 1978. Pers Mahasiswa (IPMI)
menjadi tidak bebas merefleksikan secara tuntas kenyataan hidup dalam
masyarakat kemudian menginjak padam pada menjelang pertengahan Tahun 1982.
·
ERA
90-AN
Di tahun 1992-1993 (1995 pada kongres II-nya,
istilah penerbitan digantikan pers), mempunyai makna historis tersendiri dalam
upaya pembentukan jaringan gerakan pers mahasiswa di Indonesia.
Terputusnya
transformasi visi dan misi PPMI dari generasi sebelumnya, juga secara de facto
keberadaan PPMI masih sering dipertanyakan oleh beberapa lembaga Pers Mahasiswa
di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar